Kisah sahabat Abdurrahman Bin 'Auf - Saudagar yang Dijamin Surga


Pada suatu hari, kota Madinah sedang aman dan tenteram, terlihat debu tebal yang mengepul ke udara, datang dari tempat ketinggian di pinggir kota; debu itu semakin tinggi bergumpal-gumpai hingga hampir menutup ufuk pandangan mata. Angin yang bertiup menyebabkan gumpalan debu kuning dari butiran-butiran sahara yang lunak, terbawa menghampiri pintu-pintu kota, dan berhembus dengan kuatnya di jalan-jalan rayanya.

Orang banyak menyangkanya ada angin ribut yang menyapu dan menerbangkan pasir. Tetapi kemudian dari balik tirai debu itu segera mereka dengar suara hiruk pikuk, yang memberi tahu tibanya suatu iringan kafilah besar yang panjang.

Tidak lama kemudian, sampailah 700 kendaraan yang sarat dengan muatannya memenuhi jalan-jalan kota Madinah dan menyibukkannya. Orang banyak saling memanggil dan menghimbau menyaksikan keramaian ini serta turut bergembira dan bersukacita dengan datangnya harta dan rizqi yang dibawa kafilah itu.

Ummul Mu'minin Aisyah ra demi mendengar suara hiruk pikuk itu ia bertanya, "Apakah yang telah terjadi di kota Madinah?" Mendapat jawaban, bahwa kafilah Abdurrahman bin 'Auf baru datang dari Syam membawa barang-barang dagangannya. Kata Ummul Mu'minin lagi, "Kafilah yang telah menyebabkan semua kesibukan ini?" "Benar, ya Ummal Mu'minin, karena ada 700 kendaraan!" Ummul Mu'minin menggeleng-gelengkan kepalanya, sembari melayangkan pandangnya jauh menembus, seolah-olah hendak mengingat-ingat kejadian yang pernah dilihat atau ucapan yang pernah didengarnya.

Kemudian katanya, "Ingat, aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Kulihat Abdurrahman bin 'Auf masuk surga dengan perlahan-lahan!'"



Abdurrahman bin 'Auf masuk surga dengan perlahan-lahan? Kenapa ia tidak memasukinya dengan melompat atau berlari kencang bersama angkatan pertama para shahabat Rasul? Sebagian shahabat menyampaikan ceritera Aisyah kepadanya, maka ia pun teringat pernah mendengar Nabi saw. Hadits ini lebih dari satu kali dan dengan susunan kata yangberbeda-beda.

Dan sebelum tali-temali perniagaannya dilepaskannya, ditujukannya langkah-langkahnya ke rumah Aisyah lalu berkata kepadanya, "Anda telah mengingatkanku suatu Hadits yang tak pernah kulupakannya." Kemudian ulasnya lagi, "Dengan ini aku mengharap dengan sangat agar anda menjadi saksi, bahwa kafilah ini dengan semua muatannya berikut kendaraan dan perlengkapannya, kupersembahkan di jalan Allah 'azza wajalla!" Dan dibagikannyalah seluruh muatan 700 kendaraan itu kepada semua penduduk Madinah dan sekitarnya sebagai perbuatan baik yang sangat besar.

Peristiwa yang satu ini saja, melukiskan gambaran yang sempurna tentang kehidupan shahabat Rasulullah, Abdurahman bin 'Auf. Dialah saudagar yang berhasil. Keberhasilan yang paling besar dan lebih sempurna! Dia pulalah orang yang kaya raya. Kekayaan yang paling banyak dan melimpah ruah. Dialah seorang Mu'min yang bijaksana yang tak sudi kehilangan bagian keuntungan dunianya oleh karena keuntungan agamanya, dan tidak suka harta benda kekayaannya meninggalkannya dari kafilah iman dan pahala surga. Maka dialah ra yang membaktikan harta kekayaannya dengan kedermawanan dan pemberian yang tidak terkira, dengan hati yang puas dan rela.

Kapan dan bagaimana masuknya orang besar ini ke dalam Islam? Ia masuk Islam sejak fajar menyingsing. Ia telah memasukinya di saat-saat permulaan da'wah, yakni sebelum Rasulullah saw memasuki rumah Arqam dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan dengan para shahabatnya orang-orang Mu'min.

Dia adalah salah seorang dari delapan orang yang dahulu masuk Islam. Abu Bakar datang kepadanya menyampaikan Islam, begitu juga kepada Utsman bin 'Affan, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, dan Sa'ad bin Abi Waqqash. Maka tak ada persoalan yang tertutup bagi mereka, dan tak ada keragu-raguan yang menjadi penghalang, bahkan mereka segera pergi bersama Abu Bakar Shiddiq menemui Rasulullah saw menyatakan bai'at dan memikul bendera Islam.

Dan semenjak keislamannya sampai berpulang menemui Tuhannya dalam umur 75 tahun, ia menjadi teladan yang cemerlang sebagai seorang mu'min yang besar. Hal ini menyebabkan Nabi saw memasukkannya dalam sepuluh orang yang telah diberi kabar gembira sebagai ahli surga.

Dan Umar ra mengangkatnya pula sebagai anggota kelompok musyawarah yang berenam yang merupakan calon khalifah yang akan dipilih sebagai penggantinya, seraya katanya, "Rasulullah wafat dalam keadaan ridla kepada mereka!"

Segeralah Abdurrahman masuk Islam menyebabkannya menceritakan nasib malang berupa penganiayaan dan penindasan dari Quraisy. Dan sewaktu Nabi saw, memerintahkan para shahabatnya hijrah ke Habsyi, Ibnu 'Auf ikut berhijrah kemudian kembali lagi ke Mekah, lalu hijrah untuk kedua kalinya ke Habsyi dan kemudian hijrah ke Madinah, ikut bertempur di perang Badar, Uhud dan peperangan-peperangan lainnya.

Keberuntungannya dalam perniagaan sampai suatu batas yang membangkitkan dirinya pribadi ketakjuban dan keheranan, hingga katanya, "Sungguh, kulihat diriku, seandainya aku mengangkat batu niscaya kutemukan di bawahnya emas dan perak!"

Perniagaan bagi Abdurrahman bin 'Auf ra bukan berarti rakus dan loba. Bukan pula suka menumpuk harta atau hidup mewah dan ria! Malah itu adalah suatu amal dan tugas kewajiban yang keberhasilannya akan menambah dekatnya jiwa kepada Allah dan berqurban di jalan-Nya.

Dan Abdurrahman bin 'Auf seorang yang berwatak dinamis, kesenangannya dalam amal yang mulia di mana juga adanya. Apabila ia tidak sedang shalat di mesjid, dan tidak sedang berjihad dalam mempertahankan agama tentulah ia sedang mengurus perniagaannya yang berkembang pesat, kafilah-kafilahnya membawa ke Madinah dari Mesir dan Syria barang-barang muatan yang dapat memenuhi kebutuhan seluruh jazirah Arab berupa pakaian dan makanan.

Dan watak dinamisnya ini terlihat sangat menonjol, ketika kaum Muslimin hijrah ke Madinah. Telah menjadi kebiasaan Rasul pada waktu itu untuk mempersaudarakan dua orang shahabat, salah seorang dari Muhajirin warga Mekah dan yang lain dari Anshar penduduk Madinah.

Persaudaraan ini mencapai kesempurnaannya dengan cara yang harmonis yang mempesonakan hati. Orang-orang Anshar penduduk Madinah membagi dua seluruh kekayaan miliknya dengan saudaranya orang muhajirin, sampai-sampai soal rumah tangga. Apabila ia beristeri dua orang diceraikannya yang seorang untuk diperisteri saudaranya.

Ketika itu Rasul yang mulia mempersaudarakan antara Abdurrahman bin 'Auf dengan Sa'ad bin Rabi'. Dan marilah kita dengarkan shahabat yang mulia Anas bin Malik ra meriwayatkan kepada kita apa yang terjadi "... dan berkatalah Sa'ad kepada Abdurrahman, 'Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang kaya raya, silakan pilih separuh hartaku dan ambillah! Dan aku mempunyai dua orang isteri, coba perhatikan yang lebih menarik perhatian anda, akan kuceraikan ia hingga anda dapat memperisterinya.'

Jawab Abdurrahman bin 'Auf, 'Moga-moga Allah memberkati anda, isteri dan harta anda! Tunjukkanlah saja letaknya pasar agar aku dapat berniaga!' Abdurrahman pergi ke pasar, dan berjual belilah di sana. Ia pun beroleh keuntungan."

Kehidupan Abdurrahman bin 'Auf di Madinah baik semasa Rasulullah saw maupun sesudah wafatnya terus meningkat. Barang apa saja yang ia pegang dan dijadikannya pokok perniagaan pasti menguntungkannya. Seluruh usahanya ini ditujukan untuk mencapai ridla Allah semata, sebagai bekal di alam baqa kelak.

Yang menjadikan perniagaannya berhasil dan beroleh berkat karena ia selalu bermodal dan berniaga barang yang halal dan menjauhkan diri dari perbuatan haram bahkan yang syubhat. Seterusnya yang menambah kejayaan dan diperolehnya berkat, karena labanya bukan untuk Abdurrahman sendiri, tapi di dalamnya terdapat bagian Allah yang ia penuhi dengan setepat-tepatnya, pula digunakannya untuk memperkokoh hubungan kekeluargaan serta membiayai sanak saudaranya, serta menyediakan perlengkapan yang diperlukan tentara Islam.

Bila jumlah modal niaga dan harta kekayaan yang lainnya ditambah keuntungannya yang diperolehnya, maka jumlah kekayaan Abdurrahman bin 'Auf itu dapat dikira-kirakan apabila kita memperhatikan nilai dan jumlah yang dibelanjakannya pada jalan Allah Rabbul'alamin!

Pada suatu hati ia mendengar Rasulullah saw bersabda, "Wahai ibnu 'Auf! Anda termasuk golongan orang kaya dan anda akan masuk surga secara perlahan-lahan! Pinjamkanlah kekayaan itu kepada Allah, pasti Allah mempermudah langkah anda!"

Semenjak ia mendengar nasihat Rasulullah ini dan ia menyediakan bagi Allah pinjaman yang balk, maka Allah pun memberi ganjaran kepadanya dengan berlipat ganda.

Di suatu hari ia menjual tanah seharga 40.000 dinar, kemudian uang itu dibagi-bagikannya semua untuk keluarganya dari Bani Zuhrah, untuk para isteri Nabi dan untuk kaum fakir miskin.

Diserahkannya pada suatu hari 500 ekor kuda untuk perlengkapan bala tentara Islam, dan di hari yang lain 1500 kendaraan. Menjelang wafatnya ia berwasiat 50.000 dinar untuk jalan Allah, lain diwasiatkannya pula bagi setiap orang yang ikut perang Badar dan masih hidup, masing-masing 400 dinar, hingga Utsman bin Affan ra yang terbilang kaya juga mengambil bagiannya dari wasiat itu, serta katanya, "Harta Abdurrahman bin 'Auf halal lagi bersih, dan memakan harta itu membawa selamat dan berkah."

Ibnu 'Auf adalah seorang pemimpin yang mengendalikan hartanya, bukan seorang budak yang dikendalikan oleh hartanya. Sebagai buktinya, ia tidak mau celaka dengan mengumpulkannya dan tidak pula dengan menyimpannya. Bahkan ia mengumpulkannya secara santai dan dari jalan yang halal. Kemudian ia tidak menikmati sendirian, tapi ikut menikmatinya bersama keluarga dan kaum kerabatnya serta saudara-saudaranya dan masyarakat seluruhnya. Dan karena begitu luas pemberian serta pertolongannya, pernah dikatakan orang, "Seluruh penduduk Madinah berserikat dengan Abdurrahman bin 'Auf pada hartanya. Sepertiga dipinjamkannya kepada mereka. Sepertiga lagi dipergunakannya untuk membayar hutang-hutang mereka. Dan sepertiga sisanya diberikan dan dibagi-bagikannya kepada mereka."

Harta kekayaan ini tidak akan mendatangkan kelegaan dan kesenangan pada dirinya, selama tidak memungkinkannya untuk membela agama dan membantu kawan-kawannya. Adapun untuk lainnya, ia selalu takut dan ragu.

Pada suatu hari dihidangkan kepadanya makanan untuk berbuka, karena waktu itu ia sedang shaum. Sewaktu pandangannya jatuh pada hidangan tersebut, timbul selera makannya, tetapi iapun menangis sambil mengeluh, "Mushab bin Umair telah gugur sebagai syahid, ia seorang yang jauh lebih baik daripadaku, ia hanya mendapat kafan sehelai burdah; jika ditutupkan ke kepalanya maka kelihatan kakinya, dan jika ditutupkan kedua kakinya terbuka kepalanya! Demikian pula Hamzah yang jauh lebih baik daripadaku, ia pun gugur sebagai syahid, dan di saat akan dikuburkan hanya terdapat baginya sehelai selendang. Telah dihamparkan bagi kami dunia seluas-luasnya, dan telah diberikan pula kepada kami hasil sebanyak-banyaknya. Sungguh kami khawatir kalau-kalau telah didahdukan pahala kebaikan kami!"

Pada suatu peristiwa lain sebagian sahabatnya berkumpul bersamanya menghadapi jamuan di rumahnya. Tak lama sesudah makanan diletakkan di hadapan mereka, ia pun menangis; karena itu mereka bertanya, "Apa sebabnya anda menangis wahai Abu Muhammad?" Ujarnya, "Rasulullah saw telah wafat dan tak pernah beliau berikut ahli rumahnya sampai kenyang makan roti gandum, apa harapan kita apabila dipanjangkan usia tetapi tidak menambah kebaikan bagi kita?"

Begitulah ia, kekayaannya yang melimpah-limpah, sedikitpun tidak membangkitkan kesombongan dan takabur dalam dirinya! Sampai-sampai dikatakan orang tentang dirinya, "Seandainya seorang asing yang belum pernah mengenalnya, kebetulan melihatnya sedang duduk-duduk bersama pelayan-pelayannya, niscaya ia tak akan sanggup membedakannya dari antara mereka!"

Tetapi bila orang asing itu mengenal satu segi saja dari perjuangan ibnu 'Auf dan jasa-jasanya, misalnya diketahuinya bahwa di badannya terdapat dua puluh bekas luka di perang Uhud, dan bahwa salah satu dari bekas luka ini meninggalkan cacad pincang yang tidak sembuh-sembuh pada salah satu kakinya, sebagaimana pula beberapa gigi seri rontok di perang Uhud, yang menyebabkan kecadelan yang jelas pada ucapan dan pembicaraannya. Di waktu itulah orang baru akan menyadari bahwa laki-laki yang berperawakan tinggi dengan air muka berseri dan kulit halus, pincang serta cadel, sebagai tanda jasa dari perang Uhud, itulah orang yang bernama Abdurrahman bin 'Auf! Semoga Allah ridla kepadanya dan ia pun ridla kepada Allah!

Sudah menjadi kebiasaan pada tabi'at manusia bahwa harta kekayaan mengundang kekuasaan, artinya bahwa orang-orang kaya selalu gandrung untuk memiliki pengaruh guna melindungi kekayaan mereka dan melipat gandakannya, dan untuk memuaskan nafsu, sombong, membanggakan dan mementingkan diri sendiri, yakni sifat-sifat yang biasa dibangkitkan oleh kekayaan.

Tetapi bila kita melihat Abdurrahman bin 'Auf dengan kekayaannya yang melimpah ini, kita akan menemukan manusia ajaib yang sanggup menguasai tabi'at kemanusiaan dalam bidang ini dan melangkahinya ke puncak ketinggian yang unik.

Peristiwa ini terjadi sewaktu Umar bin Khatthab hendak berpisah dengan ruhnya yang suci dan ia memilih enam orang tokoh dari para shahabat Rasulullah saw sebagai formatur agar mereka memilih salah seorang di antara mereka untuk menjadi khalifah yang baru.

Jari-jari tangan sama-sama menunjuk dan mengisyaratkan Ibnu 'Auf. Bahkan sebagian shahabat telah menegaskan bahwa dialah orang yang lebih berhak dengan khalifah di antara yang enam itu, maka ujarnya, "Demi Allah, daripada aku menerima jabatan tersebut, lebih baik ambil pisau lain taruh ke atas leherku, kemudian kalian tusukkan sampai tembus ke sebelah!"

Demikianlah, baru saja kelompok enam formatur itu mengadakan pertemuan untuk memilih salah seorang di antara mereka untuk menjadi khalifah yang akan menggantikan al-Faruk, Umar bin Khatthab maka kepada kawan-kawannya yang lima dinyatakannya bahwa ia telah melepaskan haknya yang dilimpahkan Umar kepadanya sebagai salah seorang dari enam orang calon yang akan dipilih menjadi khalifah. Dan adalah kewajiban mereka untuk melakukan pemilihan itu terbatas di antara mereka yang berlima saja.

Sikap zuhudnya terhadap jabatan pangkat ini dengan cepat telah menempatkan dirinya sebagai hakim di antara lima orang tokoh terkemuka itu. Mereka menerima dengan senang hati agar Abdurrahman bin 'Auf menetapkan pilihan khalifah itu terhadap salah seorang di antara mereka yang berlima, sementara Imam Ali mengatakan, "Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, bahwa anda adalah orang yang dipercaya oleh penduduk langit, dan dipercaya pula oleh penduduk bumi!"

Oleh Ibnu 'Auf dipilihlah Utsman bin Affan untuk jabatan khalifah dan yang lain pun menyetujui pilihannya.

Nah, inilah hakikat seorang laki-laki yang kaya raya dalam Islam! Apakah sudah anda perhatikan bagaimana Islam telah mengangkat dirinya jauh di atas kekayaan dengan segala godaan dan penyesatannya itu, dan bagaimana ia menempa kepribadiannya dengan sebaik-baiknya?

Dan pada tahun 32 Hijrah, tubuhnya berpisah dengan ruhnya. Ummul Mu'minin Aisyah ingin memberinya kemuliaan khusus yang tidak diberikannya kepada orang lain, maka diusulkannya kepadanya sewaktu ia masih terbaring di ranjang menuju kematian, agar ia bersedia dikuburkan di pekarangan rumahnya berdekatan dengan Rasulullah, Abu Bakar dan Umar.

Akan tetapi ia memang seorang Muslim yang telah dididik Islam dengan sebaik-baiknya, ia merasa malu diangkat dirinya pada kedudukan tersebut!

Pula dahulu ia telah membuat janji dan ikrar yang kuat dengan Utsman bin Madh'un, yakni bila salah seorang di antara mereka meninggal sesudah yang lain maka hendaklah ia dikuburkan di dekat shahabatnya itu.

Selagi ruhnya bersiap-siap memulai perjalanannya yang baru, air matanya meleleh sedang lidahnya bergerak-gerak mengucapkan kata-kata, "Sesungguhnya aku khawatir dipisahkan dari sahabat-sahabatku karena kekayaanku yang melimpah ruah!"

Tetapi sakinah dari Allah segera menyelimutinya, lain satu senyuman tipis menghiasi wajahnya disebabkan suka cita yang memberi cahaya serta kebahagiaan yang menenteramkan jiwa. Ia memasang telinganya untuk menangkap sesuatu, seolah-olah ada suara yang lernbut merdu yang datang mendekat.

Ia sedang mengenangkan kebenaran sabda Rasulullah saw yang pernah beliau ucapkan, "Abdurrahman bin 'Auf dalam surga!", lagi pula ia sedang mengingat-ingat janji Allah dalam kitab-Nya, "Orang-orang yang membelanjakan hartanya dijalan Allah kemudian mereka tidak mengiringi apa yang telah mereka nafqahkan itu dengan membangkit-bangkit pemberiannnya dan tidak pula kata-kata yang menyakitkan, niscaya mereka beroleh pahala di sisi Tuhan mereka; Mereka tidak usah merasa takut dan tidak pula berdukacita." (QS Al-Baqarah [2]:262)

Sumber : Buku Rijal Haular Rasul (Khalid Muh.Khalid)

Teruskan Bacaan......

Laknat Allah ke atas Abu Lahab


ABU Lahab ialah bapa saudara kepada Nabi Muhammad, adik-beradik bapa baginda, iaitu Abdullah. Nama Abu Lahab yang sebenar ialah Abdul Uzza.

Uzza adalah nama sebuah berhala yang disembah oleh orang-orang kafir Quraisy. Ia merupakan berhala yang masyhur di Mekah.

Nama isteri Abu Lahab ialah Arwa. Dia digelar Ummu Jamil yang bermaksud ibu daripada kecantikan. Isteri Abu Lahab juga membenci Rasulullah. Dia selalu mencerca dan menghina Rasulullah. Dia juga pernah meletakkan duri di atas jalan yang selalu dilalui oleh Rasulullah.


Hubungan Rasulullah dengan Abu Lahab, sebelum kedatangan Islam amat baik seperti bapa saudaranya yang lain. Ketika Rasulullah lahir, Abu Lahab gembira kerana anak saudaranya itu bagaikan pengganti adiknya, Abdullah yang telah meninggal dunia.

Pada suatu hari, selepas Rasulullah diangkat menjadi Nabi, baginda naik ke Bukit Safa. Baginda menyeru semua kaum kerabatnya berkumpul. Maka berkumpullah mereka semua. Jika ada yang tidak dapat datang, mereka akan menghantarkan wakil. Semua orang mendiamkan diri untuk mendengar perkara penting yang bakal dikatakan Rasulullah.

"Adakah kalian akan percaya jika aku katakan bahawa musuh akan datang menyerang kita pada esok hari?" tanya Rasulullah pada mereka.

"Pasti kami percaya. Engkau tidak pernah sekalipun bercakap bohong," jawab mereka.

Lalu Rasulullah bersabda, "Aku memberi peringatan kepada kamu semua. Seksaan Allah yang dahsyat akan datang".

Orang ramai terdiam memikirkan kata-kata Rasulullah itu. Sepanjang yang dikenali mereka, Rasulullah tidak pernah sekalipun berkata sesuatu yang sia-sia, apatah lagi untuk bercakap bohong.

Tiba-tiba Abu Lahab menjawab, "Celaka engkau! Apakah hanya untuk itu engkau kumpulkan kami?"

Maka bermula dari hari itulah Abu Lahab menjadi musuh Rasulullah yang paling utama. Dia tanpa segan silu melemparkan fitnah kepada Rasulullah. Apabila baginda keluar berdakwah, dia akan mengekori dan mengatakan Rasulullah berdusta. Rasulullah juga dituduh sebagai seorang yang gila.

Lantaran itu, Allah menurunkan ayat al-Quran di atas yang mengatakan dia akan dimasukkan ke dalam api neraka di akhirat kelak.

Teruskan Bacaan......

Yusuf Islam bantu pengislaman Idris



TAHUKAH anda, kedua-dua ayat surah al-Maidah itu membuka pintu hati seorang paderi Gereja Katholik Roman di Britain memeluk Islam!

Bekas paderi itu, Idris Tawfik pada mulanya sekadar membaca makna ayat kalam suci al-Quran itu di hadapan anak-anak muridnya ketika bertugas sebagai Ketua Pengajian Agama-agama di beberapa buah sekolah di England dan Wales.

"Tetapi pada suatu hari, saya seolah-olah disedarkan oleh ayat-ayat di atas ditujukan kepada saya. Bahawa tidak ada bezanya kerana saya merupakan pendita dan ahli ibadat (Nasrani) seperti yang disebut dalam ayat itu.

"Sejak itu saya sering tertanya-tanya, adakah saya orangnya yang Allah maksudkan untuk akhirnya mengakui mengenai kebenaran al-Quran dan menerima kerasulan Nabi Muhammad?," ujarnya.


Seusai memeluk Islam, Idris akui tidak menyesal mengenang masa silamnya yang pernah menjadi orang kepercayaan kuat gereja. Termasuk menghabiskan lima tahun masa pengajian beliau di Vatican City semata-mata untuk menjadi seorang paderi yang berwibawa.

"Untuk tempoh beberapa tahun, saya gembira menjadi paderi terutama menolong mereka yang memerlukan bantuan. Namun jauh di sudut hati, saya tidak dapat menipu diri sendiri apabila akhirnya saya merasakan ada sesuatu yang tidak kena yang begitu menganggu hati dan perasaan saya," katanya.

Semuanya bermula apabila Idris memutuskan untuk tidak lagi bertugas di Vatican atas alasan, hatinya begitu tertarik melawat Mesir.

"Sebelum ini saya sering menganggap Mesir hanyalah sebagai negara yang sinonim dengan monumen ajaib iaitu piramid-piramid, unta-unta, padang pasir dan pohon-pohon palma.

"Tetapi sebaik tiba di Kaherah, pertama kali saya mengenali Islam di sini dengan lebih jelas. Saya dapati penduduk Islam Mesir mempunyai hati yang lembut, baik hati serta mempunyai hati dan semangat yang kuat," kata Idris.

Sebelum ini seperti rakyat Britain yang lain, Idris juga mengenali Islam sebagaimana yang mereka ikuti daripada laporan media. Terutama televisyen yang hanya menyiarkan mengenai serangan bom dan lain-lain tindakan ganas yang kononnya mempunyai kaitan dengan pejuang dan ajaran Islam.

Tertarik dengan Mesir

"Tetapi apabila saya berada di Mesir, saya mendapati agama ini sungguh cantik. Saya amat tertarik melihat para peniaga yang memenuhi jalan-jalan meninggalkan barang jualan mereka begitu sahaja untuk berhenti, mengadap Allah dan menunaikan solat sejurus mereka mendengar azan dilaungkan dari puncak-puncak menara masjid.

"Cara mereka segera menunaikan solat itu seolah-olah bukan sahaja kerana percaya mengenai kewujudan Allah, malah mereka tidak sabar-sabar untuk bertemu dengan Tuhan," katanya.

Sekembali dari Mesir, Idris menyambung tugasnya sebagai guru Pengajian Agama-Agama, iaitu perbandingan ajaran mengenai Kristian, Islam, Yahudi, Buddha dan pelbagai agama lagi.

"Setiap hari saya mesti membaca mengenai agama-agama ini bagi membolehkan saya mengajar dengan baik terutama kepada anak-anak murid yang kebanyakannya terdiri dari anak pelarian dari negara-negara Islam.

"Berbanding anak murid dan remaja-remaja lain, saya dapati anak-anak pelarian ini berbeza kerana mempunyai sahsiah diri yang baik, sopan dan berbudi bahasa. Hasilnya, mampu menjadi seperti sahabat yang baik dan saya tidak bermasalah apabila mereka meminta kebenaran menggunakan kelas saya bagi mendirikan sembahyang terutamanya pada bulan Ramadan," kata Idris.

Ketika mereka mendirikan ibadat itulah, Idris tertarik melihat setiap kali mereka solat. Kadang kala beliau ikut berpuasa Ramadan walaupun ketika itu Idris masih lagi Kristian.

"Dan pada peringkat saya membaca petikan daripada ayat 83 surah al-Maidah yang bermaksud, Dan apabila mereka mendengar al-Quran yang diturunkan kepada Rasulullah (Muhammad SAW), engkau melihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan apa yang mereka ketahui (melalui Kitab mereka) dari kebenaran (al-Quran).

"Tidak semena-mena hati saya begitu sayu oleh makna ayat itu. Saya tidak mampu menahan air mata yang gugur walaupun berusaha untuk melindungnya daripada dilihat oleh anak murid," katanya.

Detik perubahan yang besar dalam hidup bekas paderi ini berlaku selepas serangan di Pusat Dagangan Dunia (WTC) di New York pada 11 September 2001.

"Ketika itu seluruh warga Barat terus menuding jari kepada Islam yang menjadi punca serangan dan menyebabkan kematian ribuan penduduk awam tetapi saya berpendapat sebaliknya.

"Mengapa Islam hendak dipersalahkan sedangkan terdapat juga keganasan yang dianjurkan oleh orang Kristian dan mengapa mereka tidak dipersalahkan.

"Sebabnya, Islam yang saya kenali dan saya lalui bersama dengan penganut agama itu sebelum ini menunjukkan agama itu sangat menentang keganasan dan pembunuhan sesama manusia," katanya.

Ini menyebabkan Idris makin serius memikirkan mengenai Islam yang membawa beliau akhirnya menjejakkan kaki ke masjid terbesar di kota London, London Central Mosque bagi mencari jawapan yang pasti.

Ketika beliau sampai di masjid itu, kelihatan bekas penyanyi popular era 70-an, Cat Steven atau Yusuf Islam berada dalam satu kelompok yang terdiri daripada beberapa orang lelaki dan mereka seperti sedang membincangkan mengenai Islam.

Tanpa membuang masa, beliau terus bertanya Yusuf: "Apa yang perlu saya lakukan untuk menjadi seorang Islam?"

Yusuf menjawab seseorang itu hendaklah mempercayai kepada Tuhan Yang Satu, mendirikan sembahyang lima waktu sehari semalam, berpuasa di bulan Ramadan...

Belum sempat Yusuf memberi penjelasan, Idris terus memotong kata-kata Yusuf dengan berkata: "Saya percaya kesemua itu, malah saya pernah berpuasa di bulan Ramadan."

"Jadi apa yang awak tunggu lagi, apa yang menahan awak memeluk Islam setelah anda telah mengenali dan mengakui kebenaran Islam?" tanya Yusuf.

"Saya masih belum mempunyai niat yang kuat untuk memeluk Islam," jawab Idris.

Namun perbualan mereka terhenti di situ apabila azan berkumandang menandakan waktu solat.

Sejurus mereka selesai solat dengan menoleh ke kiri dan kanan memberi salam, Idris terus menerpa Yusuf dan meminta beliau membimbingnya melafazkan syahadah.

Alhamdulillah dengan bantuan Yusuf, bekas paderi ini tunduk dan sujud kepada Islam dengan para jemaah dan Masjid Central London menjadi saksi pengislaman Idris.

Sambil bergenang air mata, Idris mengucapkan syukur atas limpah hidayah yang telah dikurniakan oleh Allah. Kini beliau meyakini sepenuhnya Allah tidak pernah mendustai dan ternyata di sebalik ayat dari surah al-Maidah tidak sahaja benar kerana ternyata ayat itu begitu memberikan kesan langsung kepada dirinya.

Dari aspek pendidikan, Idris adalah pemegang Ijazah Bahasa dan Kesusasteraan Inggeris dari Universiti Manchester, Ijazah dalam Sacred Theology dari Universiti Pontifical of Saint Thomas Aquinas di Rom yang melayakkan beliau bertugas sebagai guru Bahasa dan Paderi sebelum memeluk Islam.

Lebih banyak lagi mengenai Idris dapat anda kenali dan ketahui dengan melayari http:www.idristawfiq.com.

Teruskan Bacaan......

KELEBIHAN-KELEBIHAN KALIMAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM



1. Yang pertama ditulis Qalam adalah BISMILLAH.. Maka apabila kamu menulis
sesuatu, maka tulislah BISMILLAH pada awalnya kerana BISMILLAH tertulis pada
setiap wahyu yang Allah turunkan kepada Jibrail.


2. 'BISMILLAH untukmu dan umahmu, suruhlah mereka apabila memohon sesuatu
dengan BISMILLAH. Aku tidak akan meninggalkannya sekejap mata pun sejak
BISMILLAH diturunkan kepada Adam. ' (Hadith Qudsi)


3. Tatkala BISMILLAH diturunkan ke dunia, maka semua awan berlari ke arah
barat, angin terdiam, air laut bergelora, mendengarkan seluruh binatang dan
terlempar semua syaitan.



4. Demi Allah dan keagunganNya, tidaklah BISMILLAH itu dibacakan pada orang
sakit melainkan menjadi ubat untuknya dan tidaklah BISMILLAH dibacakan di
atas sesuatu melainkan Allah beri berkat ke atasnya.


5. Barangsiapa yang ingin hidup bahagia dan mati syahid, maka bacalah
BISMILLAH setiap kali memulakan sesuatu perkara yang baik.


6. Jumlah huruf dalam BSMILLAH ada 19 huruf dan malaikat penjaga neraka ada
19 ( QS.AL Muddatsir: 30). Ibnu Mas ' ud berkata: ' Sesiapa yang ingin Allah
selamatkan dari 19 malaikat neraka maka bacalah BISMILLAH 19 kali setiap
hari. '


7. Tiap huruf BISMILLAH ada JUNNAH (penjaga/khadam) hingga tiap huruf
berkata, ' Siapa yang membaca BISMILLAH maka kamilah kekuatannya dan kamilah
kehebatannya. '


8. Barangsiapa yang memuliakan tulisan BISMILLAH nescaya Allah akan
mengangkat namanya di syurga yang sangat tinggi dan diampunkan segala dosa
kedua orang tuanya.

9. Barangsiapa yang membaca BISMILLAH maka akan bertasbihlah segala gunung
kepadanya.


10. Barangsiapa yang membaca BISMILLAH sebanyak 21 kali ketika hendak tidur,
maka akan terpelihara dari gangguan syaitan, kecurian dan kebakaran, maut
mendadak dan bala.


11. Barangsiapa yang membaca BISMILLAH sebanyak 50 kali di hadapan orang
yang zalim, hinalah dan masuk ketakutan dalam hati si zalim serta naiklah
keberanian dan kehebatan kepada si pembaca.

Teruskan Bacaan......

Kerajaan Perpaduan Bukan Masuk BN



Datuk Seri Abdul Hadi Awang berkata, beliau mencadangkan sebuah kerajaan perpaduan yang menggabungkan semua parti politik membentuk sebuah parti tanpa pembangkang, bukannya bergabung dengan Barisan Nasional (BN).

:Presiden Pas itu berkata, idea itu dicetuskan sebagai opsyen setelah Pakatan Rakyat (PR) tidak berjaya membuat usul undi tidak percaya terhadap Perdana Menteri, Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi di Dewan Rakyat pada masa itu.

"Kerajaan perpaduan ini bukan Pas pandai-pandai buat. Saya yang mencetuskan perkara ini kepada DAP dan PKR, saya mengemukakan opsyen baru itu untuk membuat perubahan politik bukan sahaja demi PR tetapi seluruh rakyat termasuk Barisan Nasional (BN).

"Kita telah mengalami masalah demokrasi yang semakin hari semakin menguncup termasuk dalam UMNO yang dilanda politik wang. Oleh itu saya mencadangkan kerajaan perpaduan yang melibatkan semua parti politik kerana ia bukan perkara baru. Kerajaan seperti ini pernah ditubuhkan di Britain, Afrika dan Indonesia," katanya.

:Hadi berkata demikian semasa sesi dialog bersama Sinar Harian sempena sesi lawatan beliau ke Kumpulan Karangkraf , semalam.



Beliau turut meluangkan masa hampir dua jam melihat operasi penerbitan dan percetakan Kumpulan Karangkraf sambil diiringi Pengarah Urusan, Datuk Hussamudin Yaacub.

Menurut beliau, idea beliau itu pernah dibincagkan bersama Tun Abdullah Ahmad Badawi dan bekas Perdana Menteri itu menunjukkan keterbukaan:.

"Tetapi malangnya beliau baru sahaja masuk gear satu sudah diturunkan pangkat, setakat ini tiada perbincangan dengan Datuk Seri Najib Tun Razak kerana saya tidak faham lagi kepimpinan mereka yang ibarat baru nak hidupkan enjin...kita tak tahu definisinya lagi," katanya.

Ditanya mengenai penerimaan ahli Pas berhubung kerajaan perpaduan yang dicetuskannya, Hadi berkata, bergantung kepada pemahaman mereka sendiri.

"Sekiranya mereka faham, mereka terima, apa yang berlaku hari ini bukan sahaja ahli Pas tetapi ahli UMNO seperti Tun Dr Mahathir pun tidak setuju, saya tidak tahu beliau faham atau tidak kerajaan perpaduan itu," katanya.

Ditanya mengenai desakan sesetengah kalangan parti supaya hanya golongan ulama yang patut menerajui Pas, Hadi berkata sejak dulu parti ini dipimpin ulama.

"Tetapi bagi saya isu itu tidak timbul, sebab ulama pun ada profesional juga. Saya tidak mahu sebut nama-nama mereka takut nanti orang kata saya tolong kempen untuk mereka.

"Apa yang penting dalam pas kita ada ramai ulama yang juga profesional. Kalau kita pilih golongan ini dia masih ulama, jadi tidak timbul soal kita ketepikan profesional. Pada saya ini bukan isu," katanya.

Sumber :www.sinarharian.com.my

Teruskan Bacaan......

Tuan Guru Dato' Nik Aziz-Ulamak Profesional layak pegang Presiden dan Timbalan Presiden



Mursyidul Am PAS, Tuan Guru Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat menegaskan hanya golongan ulama profesional yang layak memegang jawatan Presiden dan Timbalan Presiden parti itu pada pemilihan yang akan diadakan bulan depan.

Beliau berkata mereka yang ingin menawarkan diri bertanding jawatan tertinggi parti itu perlu bermuhasabah diri sama ada mereka benar-benar memenuhi kriteria yang ditetapkan parti.

“PAS parti pimpinan ulama. Memang dulu ulama tidak berpelajaran tapi kini ulama sudah banyak yang terpelajar dan pandai. Dia ulama dia jugalah profesional.

“Ulama dan profesional ni kita gabungkan. Dah lama dah selesai benda ni, sepatutnya tak timbul lagi isu,” katanya ketika ditemui pemberita di kediaman beliau di Pulau Melaka, dekat sini, hari ini.



Beliau berkata demikian ketika diminta mengulas pemilihan parti bulan depan yang dijangka menyaksikan saingan sengit untuk jawatan Timbalan Presiden yang dikaitkan dengan hala tuju sebenar parti.

Penyandang jawatan, Nasharuddin Mat Isa telah mengesahkan untuk mempertahankan jawatan itu.

Antara nama yang disebut-sebut akan mencabarnya ialah dua Naib Presiden, Datuk Husam Musa dan Mohammad Sabu selain Pesuruhjaya PAS Kedah, Datuk Seri Azizan Abdul Razak dan Pesuruhjaya PAS Selangor, Datuk Dr Hassan Ali.

Teruskan Bacaan......